Jumat, 28 Maret 2014

Asal Usul Terbentuknya Tata Surya


1.       Hipotesis Nebula

Hipotesis Nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775 M. kemudian disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796 M. Ia mengatakan bahwa  tata surya itu terbentuk dari kabut panas yang berpilin. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan hipotesis Nebula Kant-Laplace.  Laplace menegaskan bahwa sistem tata surya yang berasal dari kabut tersebut kemudian mengalami kondensasi. Pada proses kondensasi tersebut terdapat bagian dari kabut yang terpisah  dari pusatnya. (hlm. 97)
Setelah proses kondensasi tersebut, kabut yang terpisah sedikit demi sedikit mendingin dan pada akhirnya membentuk planet-planet.  Sebenarnya dalam pembentukannya tidak langsung berupa planet-planet, namun masih berupa kabut raksasa yang terdiri dari unsure hidrogen dan helium. Kedua unsur tersebut merupakan satu-satunya elemen yang terbentuk dalam jumlah besar selama proses dentuman besar (big bang) yang diyakini menandai awal terciptanya alam semesta.
Bintang-bintang seperti halnya Matahari lahir secara berkelompok dalam kompleks-kompleks awan besar yang termampatkan yang dinamakan nebula. Diantara salah satu Nebula yang terkenal yang menjadi tempat kelahiran banyak bintang adalah sebuah bercak samar di rasi Orion  yang dikenal sebagai Nebula Orion. Dilihat dari bagian luar, sebuah nebula Nampak gelap dan suram, namun dibagian dalamnya mereka teriluminasi dengan cemerlang oleh bintang-bintang yang baru lahir. Setelah itu, bintang – bintang muda itu melanglang keluar dari tempat kelahirannya di galaksi induknya.
Kabut ini terbentuk dari debu, es dan gas yang selnjutnya disebut Nebula. Unsur dari gas sebagian besar merupakan hidrogen. Karena  gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut tersebut mulai menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksaasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar kesekeliling Matahari.
Maka akibat gaya gravitasi itu gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet-planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar pun terbentuk. Salah satu bentuk adanya keberatan dari hipotesis  ini adalah ditemukannya dua buah satelit pada Yupiter dan satu satelit pada Saturnus yang berputar berlawanan arah dengan rotasi planet-planet tersebut. Hal ini menunjukkan satelit tersebut bukan merupakan bagian dari planetnya, jika disesuaikan dengan hipotesis nebula.


2.       Hipotesis Planetisimal

Hipotesis Platesimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1990. Hipotesis ini bertitik tolak pada pemikiran teori nebula yang mana sistem tata surya kita berawal dari kabut gas yang sangat besar yang mengalami kondensasi. Perbedaannya terletak pada asumsi bahwa terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan, bahkan diasumsikan ada bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat dan mendekati bintang lain yang lebih kecil, kemudian kabut bintang lain tersebut terpengaruh oleh daya yarik matahari dan setelah dingin terbentuklah benda-benda yang disebut planetisimal.
Planetisimal merupakan sebuah benda kecil yang padat, dengan adanya daya tarik-menarik antar benda itu sendiri, benda-benda kecil tersebut menggumpal menjadi benda besar dan panas. Hal ini diakibatkan oleh tekanan akibat akumulasi daei massanya, dan teori inilah yang mampu menjawab mengapa ada satelit-satelit pada planet Jupiter maupun Saturnus yang mempunyai orbit berlawanan  dengan rotasi planet-planet tersebut. Menurut teori ini suatu ketika ada sebuah bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak terlalu jauh.
Akibatnya terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, dan sebagian massa matahari tertarik kearah bintang tersebut. Pada waktu bintang itu menjauh, menurut Chamberlain sebagian massa matahari itu jatuh pada kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur keruang angkasa di sekitar matahari. teori ini pada prinsipnya juga hamper sama dengan teori pasang surut yag dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917 M.

3.       Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali  dikemukakan oleh oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917 M. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis Planetisimal namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya Matahari. teori ini menerangkan  bahwa ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati Matahari dan kemudian menghilang, pada saat itu sebagian Matahari tertarik dan lepas, lepasan Matahari tersebut yang membentuk Planet-Planet.
Tokoh pelopor hipotesis ini juga melukiskan bahwa setelah bintang itu berlalu massa matahari yang lepas membentuk sebuah cerutu yang menjorok kearah bintang, lalu akibat dari menjauhnya bintang tersebut, massa cerutu itu terputus-putus dan menbentuk gumpalan gas disekitar Matahari. gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku dan menjadi Planet-Planet. Teori ini menjelaskan apa sebabnya Planet-Planet tengah seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus disebut planet raksasa sedangkan planet dibagian ujung seperti merkurius, dan venus yang berada di dekat matahari disebut sebagai planet kecil.

4.       Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda bernama G.P. Kuiper (1905-1973 M). hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.


5.       Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis ini dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956 M. Hipotesis ini mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleg gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

Tulisan ini disadur dari buku Pengantar Ilmu Falak : Menyimak Proses Terbentuknya Alam Semesta karya Bapak Drs. K.H. Slamet Hambali M,Si.
Terima Kasih Guruku Bapak Drs. K.H. Slamet Hambali M,Si., atas ilmu yang panjenengan berikan selama ini pada kami. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar