Benda-benda Astronomis memainkan peranan dalam cabang ilmu
geofisika. Matahari adalah sumber energi dan cahaya di planet Bumi. Atraksi
grafitasional satelit bumi (bulan) menyebabkan pasang surut ocean (laut). Lebih
dari 2000 tahun yang lalu “fakta nyata” bahwa bintang, planet dan matahari,
juga semuanya bergerak mengelilingi bumi, telah diterima sebagai dasar model Geosentris (pusat-Bumi) tata surya. Gerak semu (apparent motions) planet, bulan
dan matahari relatif terhadap bintang dan terhadap satu sama lain dijelaskan hampir
lengkap dalam teori Geosentris Hipparchus pada tahun kira-kira 140 SM ( circa
140 before Christ atau ca. 140 B.C) Hipparchus adalah ahli astronomi terbesar
dalam Yunani Kuno (ancient Greece). Selanjutnya teori tersebut dikembangkan
oleh Cladius Ptolomaeus (Ptolemy) sekitar tahun 150 T.M dan biasanya disebut “ Teori Ptolemaic”.
Dalam teori Ptolemaic, bumi berada pada pusat alam semesta
(universe). Bulan berputar (revolve) mengelilingi bumi dengan orbit yang paling
dekat, sementara bintang-bintang terletak dalam bulatan angkasa (celestial
sphere) yang besar dan berputar dalam orbit yang paling jauh. Antara bintang-bintang
dan bulan terletak orbit matahari. Planet (dalam bahasa yunani berarti
pengembara atau kelana) yang mempunyai gerak relatif terhadap bintang
digambarkan dengan nama kuno nya. Planet-planet ini bergerak dengan orbit nya masing-masing
di sekitar bumi. Orbit Venus dan Merkurius ditempatkan antara orbit Bulan dan Matahari, sedangkan orbit Planet-planet yang lain seperti Mars, Yupiter, dan Saturnus diduga terletak antara Matahari dan Bintang-bintang. Kesulitan dalam
utama dalam model geosentris adalah retrogresi (kemunduran) periodic dari
planet-planet.
Lintasan semu
(apparent path) planet sepanjang tahun relatif terhadap bintang-bintang adalah lengkungan (kurva) yang tidak rata. Adakalanya
planet-planet diamati berbalik ke belakang sebelum bergerak ke depan lagi selama
tahun tersebut. Untuk menjelaskan gerak mundur semu ini dalam kerangka
(framework) teori geosentris, maka perlu menganggap bahwa planet-planet
bergerak dalam lintasan-lintasan sirkular kecil yang disebut episiklus
(epicycles), ketika planet-planet mengikuti orbit besar mengellilingi bumi.
Ahli astronomi yunani, Aristarchus (kira-kira 310-230 SM)
pernah menyatakan bahwa matahari mungkin berada pada pusat alam semesta, dan
bumi mengitarinya, meskipun kemudian ia sendiri yang menilak gagasannya. Konsep
heliosentris ini belum mendapat tempat dalam bidang astronomi. Baru pada tahun
1543 terjadi revolusi ilmiah besar-besaran oleh Copernichus (1473-1543) yang
mengganti model geosentris dengan model heliosentris yang lebih sederhana. Planet-planet
yang berada di antara matahari dan bintang berevolusi terhadap matahari dan
orbit berbentuk lingkaran.
Dalam model Copernicus, Matahari berada pada pusat alam
semesta, bintang-bintang terletak pada bulatan angkasa yang berputar
mengelilingi matahari. antara bintang-bintang dan matahari adalah planet-planet
termasuk bumi yang berputar
mengelilingi matahari dalam masing-masing orbitnya .Gerak mundur semu dari
planet-planet dijelaskan dengan gerak relative bumi dan planet-planet yag
bergerak di sekitar matahari dengan kecepatan sudut berbeda. Model Copernicus tidak
sempurna dalam dua hal : bintang-bintang tidak berputar di sekitar matahari, dan
planet-planet tidak mengikuti orbit sirkular.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar