Musim gerhana merupakan periode dimana Matahari berada pada titik simpul. Dalam setiap tahunnya terdapat 2 musim gerhana, setiap musim tersebut terdiri dari 6 bulan (182,5 hari). [1Gerhana Bulan mungkin terjadi, ketika matahari sejajar dengan titik simpul tersebut. Jadi ketika Bumi, Bulan Matahari berada pada satu garis yang sejajar seperti gambar di atas, maka terjadi gerhana. [2]
Jika orbit Bulan itu tetap dalam tempatnya, maka
peristiwa gerhana Bulan akan terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya. Dengan
begitu dengan mudah menentukan kemungkinan terjadinya gerhana pada tahun-tahun
berikutnya. Namun karena adanya gaya tarikan gravitasi Matahari di Bulan yang
mengakibatkan pergeseran titik simpul. Pergeseran tersebut bergeser ke arah
Barat dan bergeser sekali pada interval waktu 18.61 tahun. Akibatnya musim
gerhana terjadi sekitar tiga minggu sebelumnya setiap tahun.[4]
Interval waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi
Matahari dari konfigurasi Bumi-Matahari segaris dengan garis nodal seperti
posisi A kembali ke konfigurasi semula dinamakan tahun gerhana. Atau dengan
kata lain tahun gerhana merupakan skala waktu yang dibutuhkan Matahari dari
titik simpul ke titik simpul berikutnya. Rata-rata tahun gerhana terjadi selama
interval waktu 346,62 hari[5].
Sedangkan musim gerhana terjadi dua kali dalam satu tahun. Sehingga dalam satu
tahun dapat diperkirakan terjadi dua kali musim gerhana. 
[2]
H.G. Den Hollander, Ilmu Falak untuk Sekolah Menengah di Indonesia,
Jakarta : J.B Wolters, hlm. 74
[3]
http://geounesa-sukma2.blogspot.com/2011/10/musim-gerhana.html,
diakses pada hari sabtu, tanggal 11 April 2014 pukul 11.05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar